Thursday, August 16, 2012

#SELOsoSELO

Sedikit cerita tentang sebuah "SELOsoSELO"  Ada sebuah kehangatan dalam setiap gojekan di setiap selasa malam di Yogya. Di sudut Jalan Kartini, Sagan, tepatnya di Geronimo Cafe, tempat kami mengawali semua mimpi ini.  09 Agustus 2011, di Geronimo cafe diadakan acara semi on air oleh Geronimo FM, bertajuk SASISOMA, sana sini soal agama, waktu itu mengambil tema: Orang Tua, dengan pemusik Shakey band. Diproduseri oleh Ella Arlika; penyiar Geronimo FM,akhirnya saya dikasih kesempatan buat 'open mic' di tengah-tengah acara tersebut. Dan itu di relay Live oleh Geronimo FM.  Akhirnya, minimal kancamuda (sebutan pendengar Geronimo FM), Ella Arlika, Shakey band, dan beberapa temen penyiar menjadi saksi kejayusan saya. Baru hampir setahun ini, akhirnya mbak Ella jujur sama saya kalo waktu itu sempet bilang ke Dani (Program Director Geronimo FM). Dia bilang: "ujarku lucu" (Saya pikir lucu). Damn. Tapi saya sangat mengiyakan itu, saya blas ora lucu, twips... Hahahahahasu. Itulah yang saya sebut proses. Ini bukan joke telling, tapi sesuatu yang diperlukan dengan persiapan, kematangan materi, penguasaan diri, dan attitude. This is my stand up comedy! Setelah itu, datanglah mas Imot, mas Anang, Jecii, gabung bareng sama temen2 Geronimo lain, kayak mas Rhino, Frietz, Tommy, mbak Helly, dll Saya inget banget, abis acara itu, pas buka puasa. Mbak Helly sama mas Rhino manas2in gini: Yok, lanjut gojek di dalem yok (indoor,red)  Akhirnya terciptalah konfrensi meja kotak yang berembug untuk kami pengen bikin sara gojekan di jogja all genre, bukan hanya stand up comedy. Apapun, siapapun boleh tampil, ini konsepnya kebersamaan dan belajar. Kenapa namanya seloso selo? Ini berawal dari kami bingung mencari hari. Semula diusulkan untuk hari rabu, tapi salah satu alasannya adalah kalo rabu saya ada jadwal siaran jam 22-24, jadinya kita pilih selasa (terharu tingkat asia tenggara). Itu salah satu alasan kenapa kita ambil hari selasa. Istilah selo, waktu itu sering sekali muncul istilah "selo" untuk menanggapi temen2 yang melucu. Secara harafiah, selo artinya senggang, punya cukup waktu untuk ngobrol2 yang santai bahkan nggak penting. Sepertinya susunan pengucapan juga pas kalo kita gabungkan seloso dan selo. Deal! Seloso Selo! Inilah sebuah kebersamaan yang luar biasa bagi saya, bertemu teman2 baru, belajar bersama, lebih dekat dengan budaya Jogja dan budaya komedi, lalu merambat ke dunia pentas, dan dunia penuh karya lewat para seniman2 senior yang dengan selo ikut berbagi di ajang ini. Sebut saja Mas Djaduk, Gepeng Kesana Kesini, Mas Bambang Gundul, Mas Agus Noor, Mas Benjo Timlo, Erix Soekamti, Mas Duta SO7, SEventeen, Marapu, SuperMario, Mas Aconk, Pak Vico, X-Code films, Mas Kelik Pelipur Lara, Mami Lusy Laksita, temen2 radio ( Jecii, Nataya, Fira, Puja, Artika, Teddy Muslich), temen2 dunia malam (Agungyuliant0, Otomi, DJ Billy, DJ BagusJauce, MC Camel, Ricky,dkk) temen, kampus2 seJogja Ah, masih sangat sangat banyak sekali, maaf buat yang enggak ketulis, kalian tetep bagian besar dalam perjalanan ini... Dahulu, kami hanya mengawali acara dengan satu meja kota di tengah (di Geronimo Cafe) lalu bermain plesetan, dengan microphone berputar sesuai giliran, kemudian berkembang ke penonton, lalu ada openmic juga. Hingga akhirnya kami dapet kesempatan untuk 'jalan-jalan ke beberapa venue di Jogja. Mis: Rumah Pelancong, Warung Hillman, LAF Garden, Dagadu Pakuningratan, Liquid Resto, trus mana lagi ya? Mmm... Anyways, banyak pembelajaran yg saya dapatkan di Seloso Selo, banyak pula cerita yang bisa diceritakan disana... Silahkan langsung saja masuk ke twitter, carilah hastag #SELOsoSELO :) Love Yogya and You Awangizm