Saturday, February 14, 2009
...
menuliskan sedikit harap yang diterjemahkan dalam peluh
suatu saat di valentine 2009...
ketika banyak orang melogikakan perasaan mereka
ketika sebuah rasa dikombinasikan dengan logika
inilah sedetik sedih yang tak terucap lidahku
bukan karna aku menginginkan sebuah kelayakan
hanya tak kuasa memandang gelisah sisi batin
yang merindukan paruhnya
kemana perginya gugusan angin sejuk, saat aku kepanasan
dimana tersimpan hangat mentari saat aku menggigil
mungkin benar kata seorang sahabat lama...
bahwa titik titik lemah tak henti kupandang
sehingga letih batin terasa menguasai pandang
harus kukemasi lipatan lipatan hati yang beku
agar alam mampu menemukan jawaban misteri ini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment