Sunday, January 18, 2009
disinilah tempat kita beradu
menyumbangkan setiap getir hidup
adalah kisah seorang lelaki dan tuan puteri nya
9 tahun lalu,
saat aku masih lunglai dengan sebuah penat hidup
saat itu aku belum mengerti mengapa angin bertiup cukup dahsyat
dan belum bisa mengartikan hujan
seketika kau datang dan mengajariku tentang lukisan hidup
bermula kernyitan dahi tak percaya...
sosok semanis dirimu mampu membelai lelahku?
hingga akhirnya terbukti dengan setiap sapaan kunang-kunang
dan kau membingkai sebuah gerak kupu kupu untukku
masih teringat saat kau terpingkal pingkal ketika kuceritakan sebuah kisah pangeran katak
dan kau menangis saat kuceritakan kisah sang merpati yang kedinginan
tak terlupakan juga saat kau tertidur di pundakku ketika kita menunggu kereta senja itu
sebagaimana setiap cerita bergulir, cerita inipun harus berakhir
tepat di saat aku terlelap dalam menit keharuan...
aku tertidur saat seorang lelaki gagah menawarkanmu sebuah kehidupan
kau tak berkata apapuun, hanya menatapku kosong sambil menggenggam kunang-kunang yang bersinar pudar
dan kau tinggalkan kunang kunang itu di samping bantalku...
"aku akan kembali menjemput kunang-kunang ini" tulismu dibalik tiket kereta
aku menengok ke kanan, sebuah sedan mewah melindungimu dari deras hujan itu...dan kau tertunduk, tak mau melihatku...
teriakanku tak menghentikan laju mu
seiring detik berjalan, seiring gambarmu semakin kecil dan menjauh hingga akhirnya terhapus oleh putih hujan
engkau telah pergi, entah untuk alasan apa, kau tak pernah ingin aku tahu
.....
dan hari ini
aku melangkah pelan ke tempat ini...mencari kenangan untuk kubingkai
langkahku tak selincah dulu...
tempat ini sepi tak bernyawa lagi, tak ada lalu lalang orang
tak ada orang menjajakan makanan lagi
tak ada kereta yang lewat lagi,
semua tidak ada...seperti tanyaku yang seakan tak terjawab
diantara kotor lantai ini, aku tiup debu tebal, untuk aku duduk
sepi ini, membawa ingatan ke saat kau masih tersenyum riang
aku menengok ke kiri...ada seekor kunang kunang...mati
disampingnya masih ada tiket kereta...
jariku lemas hendak mengambilnya
aku tak berani
seperti diarahkan denyut nadi, tangan kananku mencoba meraih tiket itu
dan aku belum berani membalikkan tiket itu...aku tak kuasa
karena aku tak mau lagi membaca apa yang tertulis 9 tahun lalu...
hingga akhirnya tiket itu tertiup angin dan menempel di dinding seberang rel...
tak jelas terlihat, namun yakin kubaca...
ada sebuah tulisan tangan di balik tiket itu...
"AKU TELAH KEMBALI, ENGKAU DIMANA?"
PHOTO by SINUNG (coffeebLuster)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SEBUAH DEDIKASI UNTUK HUJAN
Seketika hujan malam ini membuatku melamun Coba kubuka malam Tertemuilah siang yang sedang lelap Embun yang belum jadi dan cerit...
-
Tempat kos ini terletak di Jogja, di daerah gayam, dihuni oleh 3 mahasiswa dari kampus Universitas Negeri Swasta Mandiri. Ketiganya ...
-
sebelumnya ini bukan untuk mendiskriminasi temen2 yang bersangkutan. Respect for you all! Saya akan mencoba menulis menggunakan bahasa ...
-
a day before Mr. Fernady Soekamto's birthday Sebenarnya... ayah ingin aku pulang mbak dyah ingin aku di rumah mas aang ingin...
No comments:
Post a Comment